Tuesday, 27 October 2015

EKOLOGI KEJAHATAN

Dalam konteks ini, ekologi merupakan studi mengenai orang-orang dan institusi dalam kaitannya dengan lingkungan. Sekolah kriminologi ekologi memiliki sejarah yang panjang. Banyak pekerjaannya yang telah dilakukan pada abad lampau mempelajari hubungan antara kriminalitas, kemiskinan dan kepadatan atau tipe penduduk. Studi ini sering menggunakan peta dan bagan untuk menggambarkan distribusi kriminalitas yang kuantitative. Henry Mayhew secara esensial mempelajari ekologi kejahatan di London pada abad pertengahan 19 (Mayhew (1862)). Mungkin karena studi awal ini kekurangan penjelasan teoritis yang jelas untuk distribusi yang mereka temukan, mereka menjadi tertutupi oleh penjelasan secara individu yang lebih banyak.

            Pada abad ke-20 telah ada, dari waktu ke waktu, minat pada teori ekologi, yang mempengaruhi tendensi umum untuk mengikat kriminalitas dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan begitu juga dengan kepdatan kota. Permulaan dari satu period ini diasosiasikan dengan Sekolah Ekologi Manusia Chicago (juga dirujuk sebagai Sekolah Chicago). Sekolah ini memiliki akarnya di departemen sosiologi pada universitas Chicago, dan yang paling berpengatruh pada tahun 1920-an dan tahun 1930-an. Chicago tumbuh dari kota dengan 10.000 penghuni pada tahun 1860 menjadi sebuah kota besar dengan penduduk lebih dari 2 juta jiwa pada tahun 1910. Sebagian besar peningkatan adalah karena imigran, banyak yang berasal dari Eropa. Oleh karena itu, kota ini menjadi kota yang penuh buah bagi pekerjaan sosiologi dan Sekolah Chicago yang mempelajari setiap aspek kehidupan. Semua informasi dicatat dalam catatan rinci, dan digunakan untuk menguji dan memformulasikan teori-teori sosiologi. Banyak pelerjaan ini merupakan kriminologi, tetapi sebelum kembali ke aspek-aspek tersebut, adalah penting untuk menetapkan adegan dengan memperkenalkan sejumlah gagasan-gagasan dasar sosiologi dimana banyak penjelasan kejahatan itu didasarkan.
            Sekolah Chicago merupakan anak otak Robert Park, yang melihat kota bukan sebagai seperangkat bangunan, tetapi sebagai lingkungan ekologi yang hidup atau sebagai sejenis organisme sosial. Dengan cara ini, dia mengartikan bahwa mereka cenderung berinteraksi  secara keseluruhan. Sebagai komunitas ekologi, terdapat daerah dimana penduduknya bertipe khusus atau dengan tipe-tipe: rasial atau masyarakat etnik; masyarakat imigran; income yang serupa dan pengelompokan pekerjaan, dan sebagainya. Di dalam setiap komunitas terdapat hubungan simbiotik: tukang sayur memerlukan pelanggan dan begitu sebaliknya, sedangkan penduduk dengan daerah geografis yang berbeda memerlukan satu sama lainnya untuk melakukan penawaran dan permintaan pekerjaan dan sebagainya. Ada bentuk fisik kota khusus yang penting bagi para penghuninya, yang paling menonjol adalah Lake Michigan. Kota tersebut terlihat sebagai organisme yang saling menumbuhkan yang membuat orang-orang bergerak di dalamnya (Park (1952)).
            Anggota Sekolah Chicago yang lain, Burgess, mengelaborasikan pada model inin. Dia melihat kota sebagai suatu organisme yang tumbuh besar dari pusat suatu lingkaran konsentrik secara berseri. Daerah centralnya dia namakan Zone I atau ‘Loop’. Ia mewadahi daerah business dengan bank-bank utama, departemen store yang besar, toko-toko mahal, dan bangunan administrasi kota utama. Ini merupakan daerah dimana hanya sedikit orang tinggal. Zone II adalah apa yang Burgessmenyebut zona transisional. Zone ini merupakan bagian kota yang paling tua dan merupakan perumahan luas, tetapi perumahannya sudah tua dan tidak mungkin untuk direnovasi dan pasti akan diambil alih atau dirubuhkan untuk bisnis, yang pada gilirannya akan merubah karakter daerah tersebut. Perumahan paling jelek di kota ini terdapat di sektor ini, banyak rumah yang disekat-sekat menjadi kamar agar dapat disewakan. Tempat ini menjadi daerah ghetto kota dan warga paling miskin tinggal di sana. Sangat sering, penghuni ghetto yang paling miskin merupakan imigran terbaru. Zona III terdiri rumah-rumah para pekerja, rumah orang yang berskill atau semi-skill. Banayk dari para penghuninya ini berasalah dari Zona II tetapi sejak mengalami kemajuan menjadi perumahan yang sedikit lebih baik dari Zona III; ini merupakan tempat berikutnya dimana para imigran yang sukses akan selesai. Zona IV memiliki rumah yang lebih menarik dan mahal, dan Zona V merupakan zona komuter atau suburbia. Di Chicago setiap zona dikalkulasi pada saat itu agar mendekati 2 miles keluasannya (Burgess (1928)).

            Jelasnya, tidak ada kota yang dapat dikategorikan secara persis dengan cara seperti ini. Selalu ada kantong-kantong perumahan yang kurang menarik di dekat area industri dan stasiun kereta api, tetapi Burgess mengklaim bahwa pola umum tersebut sangat jelas. Tak ada dari pola ini yang secara langsung bekerja dengan kriminilogi, tetapi ia meletakkan dasar-dasar untuk teori kriminologi.

No comments:

Post a Comment